Jumat, 27 November 2009

Mayat Bayi Dimakamkan di dalam Pohon

(http://farm4.static.flickr.com/3389/3335087616_7b92f82127.jpg)

Dalam budaya Toraja, untuk bayi yang belum tumbuh gigi, cara pemakaman ternyata nggak dengan cara dikubur dalam tanah. Mereka dimakamkan di dalam pohon. Wow tentunya ini sesuatu yang nggak biasa ya bagi kita. Setelah jenazah dimasukkan, lubang itu ditutup dengan ijuk. Dalam satu pohon bisa terdapat beberapa lubang.

Sekarang, orang Toraja banyak membuat makam moderen atau patane. Biasanya patane dipakai sebagai tempat pemakaman keluarga.
Pada tradisi pemakaman Toraja, jenazah diletakkan di dalam peti mati atau yang disebut erong. Kadang-kadang erong dipahat menyerupai bentuk perahu, kerbau, dan babi.
Sedangkan tau-tau adalah patung tiruan orang yang meninggal. Tau-tau hanya boleh dipasang oleh kaum bangsawan. Biasanya tau-tau diletakkan berderet didepan pemakaman. Badannya terbuat dari kayu nangka. Dan matanya terbuat dari tulang dan tanduk kerbau.

Rumah-rumah di Toraja

((http://fabian1802.files.wordpress.com/2009/03/rumah-tongkonan-tana-toraja1.jpg)

Tana Toraja, yang populer dengan sebutan Toraja, terletak di Propinsi Sulawesi Selatan. Toraja terletak sekitar 350 kilometer ke arah utara Makassar bisa ditempuh lewat jalan darat maupun udara. Perjalanan darat bisa ditempuh dengan menggunakan bus ataupun mobil. Waktu tempuhnya sekitar 7-8 jam.Lumayan lama dan jauh juga lho. Sedangkan perjalanan udara membutuhkan waktu sekitar sekitar 1 jam dari Bandara Hassanudin Makassar menuju Bandara Pongtiku, di Toraja. Namun penerbangan ini tidak setiap hari ada. Toraja memiliki keindahan budaya dan adat istiadat yang sangat mempesona. Rumah adat Toraja yang dikenal dengan sebutan tongkonan, sangat terkenal keindahannya di seluruh dunia. Tongkonan itu ternyata nggak cuma asal sebutan aja tapi juga punya arti,artinya duduk bersama-sama. Bentuk atapnya seperti perahu. Ini karena nenek moyang orang Toraja diperkirakan datang dengan perahu. Semua Tongkonan menghadap ke utara karena arah utara dianggap sebagai sumber kehidupan.
Ada 3 ruangan dalam tongkonan, yaitu ruang utara, tengah, dan selatan. Ruang utara untuk tidur anak-anak, ruang tengah untuk untuk ruang makan dan dapur, ruang selatan untuk tidur kepala keluarga. Dan bila ada yana meninggal disemayamkan di ruang selatan. Tongkonan juga dipakai untuk upacara dan pertemuan keluarga.
Selain tongkonan, orang Toraja juga punya lumbung yang disebut 'alang sura'. Bentuknya mirip tongkonan, hanya ukurannya lebih kecil. 'Alang sura' berguna untuk menyimpan padi.

Tarian Tradisional Toraja

(http://images.ndriii.multiply.com/image/5/photos/23/600x600/29/Tarian-Suku-TOraja.JPG?et=g9svFbFwn2f85KighotHUA&nmid=71749738)

Lakon Ritual Aluk Todolo dalam menunaikan aturan keagamaan yang berwujud pada pemujaan terhadap Puang Matua, Deata maupun To Mambali Puang, banyak dijadikan dalam bentuk seni tradisional seperti seni tari, seni suara, seni musik, seni sastra tutur, seni ukir dan seni pahat.


Kesenian yang ditampilkan biasanya berkaitan dengan Aluk Rambu Tuka' dan Aluk Rambu Solo'. Umumnya kesenian yang dipentaskan khusus untuk masing-masing kegiatan ritual adat, baik Rambu Tuka' maupun Rambu Solo'. Tapi ada juga jenis kesenian yang dipentaskan pada kedua jenis ritual. Jenis kesenian tersebut disebut Ada' Basse Bubung, yaitu kesenian yang boleh dipentaskan pada upacara kegembiraan Aluk Rampe Matallo maupun pada acara kedukaan Aluk Rampe Matampu'. Hampir semua ragam seni yang dipentaskan merupakan perpaduan beberapa kesenian.
Jenis kesenian yang telah dikembangkan dalam budaya masyarakat Tana Toraja antara lain : Tarian Ma'gellu. Tarian ini awalnya dikembangkan di Distrik Pangalla kurang lebih 45 km ke arah Timur dari kota Rantepao Biasanya dipentaskan pada upacara khusus yang disebut Ma'Bua', yang berkaitan dengan upacara pentasbihan Rumah adat Toraja/Tongkonan, atau keluarga penghuni tersebut telah melaksanakan upacara Rambu Solo' yang sangat besar (Rapasaan Sapu Randanan). Saat ini tarian Ma'gellu' sering dipertunjukkan pada upacara kegembiraan seperti pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara penerimaan tamu terhormat. Tarian ini dilakukan oleh remaja putri dengan jumlah ganjil, diiringi irama gendang yang ditabuh oleh remaja putra yang berjumlah empat orang. Busana serta aksesoris yang digunakan juga bukan sembarang busana tapi khusus untuk penari dengan perhiasan yang terbuat dari emas dan perak. Wah, kalau gitu untuk menyelenggarakan acara seperti tarian butuh biaya yang banyak juga ya... Kira butuh biaya berapa ya?? Selain itu ada juga tarian Boneballa/Ondo Samalele tarian ini juga termasuk jenis tari kegembiraan yang biasanya dipentaskan dalam upacara syukuran kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, rasa syukur atas keberhasilan/ kesuksesan keluarga besar dalam menyelesaikan pembangunan kembali (rehabilitasi atau restorasi) tongkonannya. Rupanya selain kaya akan budaya masyarakat Toraja juga taat beribadah. Buktinya aja aga tarian sebagai ungkapan syukur pada Tuhan ini.


Jenis-Jenis Tarian Toraja lainnya :
* Tarian Pa' Gellu'
* Tarian Burake
* Tarian Dau Bulan Tarian Ma'dandan
* Tarian Manimbong
* Tarian Manganda'
* Tarian Pa'Bondesan
* Tarian Memanna
* Tarian Ma'badong
* Tarian Ma'katia
* Tarian Pa'randing
* Tarian Pa'pangngan
Banyak ya kesenian Toraja yang mungkin jarang dikenal orang. Nah, inilah saatnya kita mengenal budaya Toraja sedit demi sedikit. Semoga artikel ini berguna buat teman-teman.

Nilai Tradisi dan Keagamaan

(http://sangmaneku.files.wordpress.com/2007/12/toraja.jpg)


Dalam kepercayaan asli masyarakat Tana Toraja yang disebut Aluk Todolo, kesadaran bahwa manusia hidup di Bumi ini hanya untuk sementara, begitu kuat. Prinsipnya, selama nggak ada orang yang bisa menahan Matahari terbenam di ufuk barat, kematian pun nggak mungkin bisa ditunda.

Sesuai mitos yang hidup di kalangan pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat berkumpulnya semua roh. Letaknya ada di selatan tempat tinggal manusia. Tapi nggak setiap arwah orang yang meninggal itu bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika nggak diupacarakan atau upacara yang dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat. Seremnya... Makanya nggak heran deh kalau orang Toraja taat baget sama aturan ini.

Selama orang yang meninggal dunia itu belum diupacarakan, ia akan jadi arwah dalam wujud setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini mereka sebut tomebali puang. Sambil menunggu korban persembahan untuknya dari keluarga dan kerabatnya lewat upacara pemakaman, arwah tadi dipercaya tetap memperhatikan kehidupan keturunannya.

Banyak baget bentuk tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh para penganut kepercayaan Aluk Todolo, termasuk ritus upacara kematian adat Tana Toraja. Walaupun terjadi perubahan di sana-sini, kebiasaan itu nggak hanya dijalankan oleh para pemeluk Aluk Todolo, masyarakat Tana Toraja yang beragama Kristen dan Katolik juga masih melaksanakannya. Berarti ini juga menandakan orang-orang Toraja walaupun sudah dipengarghi budaya lain, mereka tetap melaksanakan bugaya sendiri. Nah,ini baru patut dicontoh sama kita sebagai anak muda.